Fotografi Makro Ekstrim

      Berbicara mengenai fotografi makro adalah sesuatu hal yang sangat menyenangkan bagi saya secara pribadi meskipun satahu saya tidak terlalu banyak fotografer yang menekuni bidang fotografi makro tersebut.
 Terlepas dari banyak tidaknya penggemar fotografi makro, saya ingin curhat mengenai salah satu konsep fotografi makro yang juga hanya digeluti oleh beberapa orang dari fotografer makro itu sendiri, konsep tersebut saya sebut dengan fotografi makro ekstrim.

         Sebuah karya fotografi makro dapat disebut sebagai foto makro ekstrim apabila pembesaran minimum 1:1. Pebesaran tersebut dapat bervariasi mulai dari pembesaran 1:1, 2:1, 3:1, 4:1, 5:1 bahkan lebih besar lagi. Akibat dari pembesaran yang ekstrim tersebutlah maka hasil dari fotografi tersebut disebut sebagai fotografi makro ekstrim.   Peralatan yang dipergunakan untuk memperoleh sebuah karya foto makro ekstrim berbeda dengan peralatan yang dipergunakan dalam menghasilkan foto makro biasa. Ada beberapa jenis peralatan yang biasa dipergunakan oleh seorang fotografer untuk menghasilkan foto makro ekstrim diantaranya adalah dengan menggabungkan lensa makro ditambah extension tube dan raynox. Ada juga yang melakukan dengan cara membalikkan sebuah lensa misalnya lensa 24mm atau 35mm dengan menyambungkannya pada ekstension tube. Ada juga yang menggunakan sebuah lensa yang pembesarannya sampai 5x tanpa harus menggabungkan dengan ekstension tube atau raynox, lensa tersebut dapat langsung diperoleh di toko.  Dengan pembesaran yang sedemikian ekstrim maka permasalahan yang dihadapi selanjutnya adalah pencahayaan.
      Pencahayaan pada fotografi makro biasa saja sudah cukup sulit apalagi pencahayaan pada fotografi makro ekstrim tentunya membutuhkan penanganan yang lebih jelimet. Menurut pengalaman saya dalam menghasilkan sebuah karya foto makro ekstrim bahwa tanpa pencahayaan yang tepat maka hasil sebuah foto makro ekstrim yang dihasilkan tidak akan bagus.  Dalam hal ini saya ingin menyampaikan bahwa pencahayaan yang saya pergunakan adalah dengan mempergunakan 4 buah flash yang dipasang diffuser untuk memperlembut cahaya yang dihasilkan. Selain masalah pencahayaan masalah lain yang dihadapi dalam fotografi makro ekstrim adalah mengenai dept of field yang begitu dangkal. Sudah dapat dibayangkan apabila dilakukan pemotretan maka akan menghasilkan sebuah foto yang sebagian besar akan out of focus. Untuk mengatasi hal tersebut maka akan dilakukan pemotretan berulang-ulang dengan cara menggeser  kamera secara perlahan ke arah subjek foto dengan menggunakan sebuah slider. Intinya setiap pemotretan akan menghasilkan focus yang berbeda. Dari hasil pemotretan tersebut akan diperoleh sejumlah foto yang cukup banyak, terkadang sampai mendekati 100 frames jika ingin menghasilkan dept of field yang sangat baik. Hal ini juga tergantung kepada ukuran subjek yang difoto, semakin panjang ke belakang maka dibutuhkan jumlah frame yang lebih banyak agar semua bagian dari subjek masuk dalam focus.  Untuk menggerakan kamera secara perlahan saya menggunakan sebuah slider seperti yang telah saya sebutkan diatas dimana gerakan yang dihasilkan dapat dalam satuan millimeter bahkan lebih kecil dari itu. Selanjutnya untuk menggabungkan semua frame yang ada saya menggunakan software khusus yang peruntukannya adalah untuk menghasilkan sebuah foto makro ekstrim yang semua in focus. Hasil penggabungan yang diperoleh terkadang masih memerlukan sedikit post processing  tambahan dengan menggunakan software olah digital dari sisi brightness dan contrast.
        Demikian curhat singkat mengenai foto makro ekstrim yang dapat saya sampaikan dan semoga dapat menambah wawasan kita bersama. Apabila ada saran dan masukan untuk penyempurnaan curhat ini saya sangat berterima kasih. Jika anda tertarik untuk mendalami fotografi makro ekstrim secara lebih detail dapat menghubungi saya melalui inbox pada facebook dengan nama Fajar Efrata Bangun.